5 Laptop Terbaik untuk Murid Pemrograman

Ketika saya adalah seorang instruktur Full-Stack, banyak murid saya berasal dari industri non-teknologi. Mereka mengikuti kelas dengan harapan untuk mengganti karir mereka. Mereka menghabiskan waktu mereka untuk belajar hal baru seperti koding atau pemrograman. Mereka melakukannya karena mereka rasa itu keren. Mereka melihat mungkin industri teknologi mempunyai masa depan yang cerah. Tapi, langkah-langkahnya tidak lah mudah. Belajar hal baru di luar kebiasaan sehari-hari. Mencoba membentuk kebiasaan baru, mengetik 10 jari, menyelesaikan isu teknis dari suatu laptop atau komputer jinjing, dan banyak lagi.

Saya mencoba membantu dan berinteraksi dengan mereka. Itu adalah suatu tantangan sebab ada tech gap di sana. Sebagai contoh, mereka belum tahu cara halaman web bekerja. Mungkin masalah ini juga terjadi di tahap awal mahasiswa-mahasiswa Ilmu Komputer.

Coding Bootcamp adalah solusi jika kamu ingin menjadi seorang developer pada industri teknologi. Ini cepat dan terjangkau.

Berbicara tentang laptop atau komputer jinjing, alat ini harus dimiliki. Banyak murid menggunakan komputer jinjing berbasis konsumen dan Windows. Beberapa kolega dan keluarga saya menanyakan, "Laptop apa ya yang bagus? Tapi jangan yang mahal.". Jadi, izinkan saya menjawabnya secara rinci di sini.

Komputer jinjing lama, apakah boleh? Tidak masalah. Banyak komputer server di dunia berjalan dalam waktu lama dengan perangkat keras yang sama ketika mereka dipersiapkan di awal. Mereka jarang diganti. Mungkin mereka akan diganti ketika ada bagian yang rusak. Itu tidak mudah. Cara terbaik adalah dengan menyiapkan mesin baru seluruhnya dengan teknologi terbaru, memindahkan data ke mesin yang baru, dan mengarahkan ulang domain. Ok, cukup bicara tentang komputer server dan perihal migrasi. Ayo kembali ke topik utama, komputer jinjing.

Kita akan berbicara tentang membeli laptop baru dengan teknologi terbaru. Berbicara tentang komponen spesifik yang dibutuhkan, khususnya untuk pemrograman. Supaya artikel ini dapat berlaku hingga jangga panjang. Kalau kamu memiliki anggaran yang terbatas, kamu dapat menurunkan generasi hingga 2 generasi.

Prosesor

Saya merekomendasikan arsitektur x86. Arsitektur Arm masih baru saat ini. Jadi, Intel dan AMD. Keduanya cepat, efisien, ramah dengan Linux, dan ekosistemnya matang. Mereka mempunyai kemampuan pengelolaan bisnis, Intel vPro dan AMD Ryzen Pro. Tapi, GPU-nya AMD, Radeon lebih matang. Meskipun Intel Arc masih baru, saya melihat itu lebih cepat dari Radeon di beberapa pengujian. Intinya ini semua tentang ekosistem. Tapi, setidaknya pilih i5 bagi Intel dan Ryzen 5 bagi AMD. Kamu bebas memilih.

RAM

Kamu akan membuka banyak tab penjelajah web, IDE, dan wadah Docker. Komputer akan menggunakan RAM untuk menghemat proses atau mengurangi kelambatan. Jadi, setidaknya kamu punya 16GB RAM. Saya tidak peduli tipe DDR nya. Kalau kamu mampu memiliki tipe DDR yang terbaru, silakan.

Penyimpanan

Kamu akan menyimpan banyak Git repository termasuk vendor dan modul Node-nya, berkas bisnis, Docker image, dan banyak lagi. Kamu akan menjalankan beberapa proyek di saat yang bersamaan. Saya merekomendasikan sebuah SSD berkapasitas setidaknya 512GB dan bertipe M.2. Untuk komputer jinjing lama, kamu bisa pakai SSD bertipe 2.5 inci. Jangan gunakan HDD.

Layar

45% NTSC pada panel IPS cukup baik bagi pemrograman. Itu akan mengurangi biaya komputer jinjing. Tapi pastikan kamu memilih fitur Anti Glare. Kebanyakan orang menginginkan tema gelap pada IDE mereka. Layar yang berkilau tidak baik untuk itu. Kalau kamu bisa mendapatkan 100% sRGB, silakan, itu yang terbaik.

Sistem Operasi

Linux. Pastikan kamu memilih komputer jinjing yang ramah dengan Linux. Yang dimana WiFi, tombol fungsi, suara, atau semua perangkat keras bekerja dengan baik.

Banyak komputer server berjalan menggunakan Linux. Kamu harus terbiasa dengan ekosistemnya. Apache, Nginx, RabbitMQ, Kafka, Redis, Memcached, Elastic Stack, MongoDB, MySQL, PostgreSQL, dan bahkan MSSQL bekerja dengan baik di Linux. Kamu dapat menjalankannya secara alami di lokalmu tanpa Docker karena Docker memakan banyak sumber daya. Banyak SaaS memprioritaskan untuk dapat berjalan di Linux. Semua bahasa pemrograman berjalan di Linux.

Linux membuat komputer jinjing kamu berjalan lebih lama. Laptopmu akan selalu mendapatkan update terbaru dan Windows mendorong kamu untuk meningkatkan perangkat heras guna beradaptasi dengan update terbaru. Ada banyak distribusi. Kamu dapat memilih yang kamu suka. Ubuntu, Fedora, atau mungkin Arch Linux?

Ada banyak tampilan Linux. GNOME dan Plasma yang populer. Kalau mereka membuat komputer jinjingmu berat, kamu dapat mencoba Xfce.

Linux bersifat open source. Yang dimana berarti tidak mempunyai dukungan komersil seperti Windows dan macOS. Ini didukung oleh komunitas. Kalau kamu ingin tahu bagaimana sistem operasi bekerja, dan bagaimana perangkat keras komputer berkomunikasi satu sama lain, pelajari Linux.

Komputer Jinjing

4 perangkat keras utama yang saya sebutkan sebelumnya. Prosesor, RAM, penyimpanan, dan layar. Saya tidak peduli tentang perangkat keras lainnya seperti baterai, port, fitur keamanan, dan lainnya. Kamu dapat sesuaikan dengan anggaranmu.

Saya menyortir komputer jinjing dari 5 merek. Jadi, kamu tidak perlu bingung tentang seri komputer jinjing, khususnya antara seri yang berbasis konsumer dan bisnis dari tiap merek. Kamu juga dapat mengambil komputer jinjing ini untuk perusahaan kecil menengahmu.

5. ASUS ExpertBook P1

ASUS P1412
ASUS P1412

Jika kamu menginginkan bisnis laptop dari ASUS, pilih ExpertBook. Mahal. Jika ingin yang terjangkau, pilih seri P1. Seperti gambar di atas, ASUS P1412.

Kekurangannya adalah menggunakan generasi lama, khususnya prosesor. ASUS P1412 adalah generasi lama dari P1. Kamu dapat menambah anggaranmu untuk mendapatkan generasi terbaru dari P1, yang dimana langka di pasaran, khususnya di beberapa negara. ASUS memprioritaskan produk berbasis konsumer untuk kreativitas dan gaming ketimbang bisnis.

4. Acer TravelMate P2

Acer TravelMate P2
Acer TravelMate P2

Acer TravelMate adalah bisnis laptop yang baik. P2 yang terjangkau. Kekurangannya adalah ini langka di pasaran, khususnya di beberapa negara. Tetapi tidak selangka ASUS P1.

3. Dell Inspiron

Dell Inspiron
Dell Inspiron

Kebanyakan laptop Dell ramah dengan Linux, dan barisan laptop bisnis terjangkaunya adalah Dell Inspiron. Beberapa perusahaan kecil menengah menyediakan Dell Inspiron kepada pegawainya.

Kamu dapat menemukan laptop Dell di hampir semua pasar, bahkan generasi terbaru pun. Adapun yang saya suka dari Dell Inspiron adalah selain harganya yang terjangkau, keluaran terbaru memiliki prosesor, RAM terbaru, dan baterai yang baik.

2. HP 14

HP 14
HP 14

Model dasar dari laptop HP, khususnya yang 14 inci, lebih terjangkau dari Dell Inspiron. Kita dapat menemukannya dengan mudah di pasar dan meningkatkannya, khususnya RAM dan penyimpanan. Ramah dengan Linux dan biasanya digunakan oleh perusahaan kecil menengah.

Keluaran terbaru, khususnya prosesor dan RAM, mudah ditemukan di pasar. Ini adalah pilihan yang baik jika kamu memiliki anggaran yang terbatas dan ingin fokus ke performa dan nilai.

1. Lenovo ThinkBook

Lenovo ThinkBook mempunyai ketahanan yang baik dengan sertifikat MIL-STD-810H, sertifikat yang sama dimiliki oleh ASUS ExpertBook dan Acer TravelMate, tapi lebih terjangkau. Layarnya dapat dibuka hingga 180 derajat untuk mencegah engsel yang patah akibat terdorong lebih jauh. Jadi, ini sudah siap untuk jangka panjang.

Dia mempunyai prosesor yang baik, baterai, dan ruang untuk RAM dan penyimpan SSD bertipe M.2. Jadi, kamu bisa tingkatkan nanti.

Punya dukungan terbaik untuk Linux. Kamu bisa cek vidioku.

Kenapa bisnis laptop?

Singkatnya, bisnis laptop mempunyai fitur keamanan lebih dari yang berbasis konsumer, mudah dibetulkan, baterai diganti, atau meningkatkan penyimpanan atau RAM.

Menurut saya, laptop bisnis lebih ramah dengan Linux. Jadi, ini lebih baik untuk murid pemrograman atau bahkan startup.

Kenapa tidak MacBook?

Pertanyaan yang baik. Sebagai pengguna Apple, saya mohon maaf kepada penggemar Apple terlebih dulu.

MacBook adalah komputer jinjing yang baik. Tapi ini tidak dirancang untuk insinyur Back-End atau DevOps. Sebagai mantan instruktur Full-Stack, saya juga tidak merekomendasikan MacBook ke murid-murid.

Saat ini, dengan model dasar MacBook, kita mendapat:

Tapi, apa yang kita korbankan adalah:

Apple Silicon dengan macOS itu keren. Tapi x86 (Intel dan AMD) tidak juga buruk. Mereka matang. Meskipun butuh 4 tahun (sejak Apple M1) bagi mereka untuk menyaingi Apple dengan menggunakan Intel Lunar Lake dan AMD Ryzen AI. MacBook baik untuk hal kreatif seperti foto dan vidio editing. Keharusan bagi pengembangan iOS, iPadOS, dan macOS. Jadi, pilih perangkatmu dengan bijak.

Ingat untuk menginvestasikan ke dirimu sendiri, bukan ke perangkat. Kita tidak perlu laptop mahal untuk memulai pengkodingan.

Di artikel selanjutnya, saya akan membagikan tips tentang pengembangan Full-Stack secara GRATIS. Jangan lewatkan. Langganan!

Terjemahan

Komentar

comments powered by Disqus